Sabtu, 02 Mei 2015

Pandangan Hidup Sang Genius



TUGAS IV
ILMU BUDAYA DASAR
“ PANDANGAN HIDUP SANG GENIUS“

Dosen : Auliya Ar Rahma

Oleh :
Puspita Dwi Septiyani
18114561
1KA08


SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
Mei 2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjukhidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :1.Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya. 2.Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatuNegara. 3.Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka panandangan hidup itu disebut ideology. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha,keyakinan/kepercayaan. Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda, oleh karena itu dalam makalah kali ini penulis akan membahas mengenai pandangan hidup seorang BJ Habibie yang berjudul “Pandangan Hidup Sang Genius”

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis memunculkan rumusan masalah di antaranya, sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah latar belakang kehidupan BJ Habibie?
2.      Bagaimanakah pandangan hidup seorang BJ Habibie?


BAB II
PEMBAHASAN



Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie. lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936; umur 78 tahun adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Saat ini namanya diabadikan sebagai nama salah satu universitas di Gorontalo, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo.

A.    Keluarga dan pendidikan
Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian berasal dari etnis Gorontalo dan memiliki keturunan Bugis, sedangkan ibunya beretnis Jawa. R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.

B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

Ia pernah berilmu di SMAK Dago. Ia belajar teknik mesin di Universitas Indonesia Bandung (Sekarang Institut Teknologi Bandung) tahun 1954. Pada 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cumlaude.

B.     Pekerjaan dan karier
Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto.
Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Sebelum menjabat sebagai Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), B.J. Habibie adalah Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto. Ia diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), pada masa jabatannya sebagai menteri.

C.     Pandangan Hidup
Pandangan hidup seorang BJ Habibie yakni perilaku budaya, agama, serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Semuanya harus terbentuk dalam sinergi positif, karena tiga hal ini lah yang akan menentukan semuanya
·         Perilaku budaya harus dimiliki pengusaha karena mencerminkan sebagai seorang bangsa Indonesia. Apa pun prestasi yang diraih, bahkan sampai ke luar negeri, seorang pengusaha akan membawa rasa nasionalismenya yang tinggi, sehingga rasa cinta terhadap budaya tidak pernah dilupakannya.
·         Perilaku agama juga merupakan hal yang penting karena sesuatu yang akan membimbing untuk melangkah ke arah yang tetap positif. "Semua agama mengajarkan hal yang baik, seorang pengusaha sukses harus memiliki fondasi yang kuat, yaitu agama," ucap dia.
·         Dengan mengembangkan iptek, sesuatu hal/produk yang biasa akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Iptek yang bermanfaat secara tidak langsung akan mengangkat derajat bangsa serta berguna bagi masyarakat banyak.
Selain itu BJ Habibie mempunyai prinsip hidup "Mulailah dari yang terakhir", yang bermakna ciptakanlah sesuatu dan tentukan hasil akhirnya terlebih dahulu, maka dengan sendirinya Kita akan mempersiapkan hal-hal detail yang mendukung pencapaian itu.Sebagai contoh BJ Habibie memiliki harapan membuat pesawat terbang. Beliau tidak memulai dari pembuatan komponen-komponen pendukung pesawat melainkan langsung memprakarsai pembuatana pesawat besar. Maka dengan sendirinya berbagai komponen yang dibutuhkan diproduksi pula, jika belum terdapat sumber daya manusia yang mampu menciptakan, maka diupayakan sehingga mampu.



BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pandangan hidup seorang BJ Habibie benar adanya karena dalam era globalisasi sekarang ini, kita harus dapat menguasai bahkan mengembangkan iptek agar tidak dibodohi atau dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dan berperilaku pun harus berdasarkan dengan norma atau budaya yang mencerminkan pribadinya dan berasal dari mana kita seperti budaya bangsa Indonesia yang ramah. Serta dalam menjalankan hidup ingatlah selalu kepada Tuhan YME karena seberapa besar kita berusaha jika tanpa berdoa kepada Tuhan maka pencapaian apapun yang kita inginkan tidak dapat terjadi atau terlaksana.



DAFTAR PUSTAKA


Cinta Kasih Nenek



TUGAS III
ILMU BUDAYA DASAR
“ CINTA KASIH NENEK“

Dosen : Auliya Ar Rahma

Oleh :
Puspita Dwi Septiyani
18114561
1KA08


SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
Mei 2015




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
“Cinta” adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Sedangkan “Kasih” adalah semacam status kejiwaan yang disebabkan oleh pengaruh eksternal. Sehingga Cinta Kasih dapat diartikan sebagai suatu perasaan positif manusia yang berasal dari pengaruh eksternal.
Cinta kasih merupakan sikap, sesuatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan dunia keseluruhan, bukan menuju sesuatu obyek cinta. Jika seorang pribadi hanya mencintai satu pribadi lain dan acuh tak acuh terhadap sesamanya yang lain, cintanya bukanlah cinta, tetapi ikatan simbolik atau egoisme yang diperluas.
Cinta Kasih bukanlah sebatas perasaan yang dialami oleh pasangan kekaih saja. Cinta kasih pun bermacam-macam seperti; cinta kasih terhadap keluarga, teman, negaranya (patriotisme), bangsa (nasionalisme), bahkan terhadap diri sendiri yang dikenal sebagai narsisme. 
Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenani cinta kasih terhadap keluarga khususnya cinta kasih antara seorang nenek terhadap cucunya. Judul makalah ini adalah “Cinta Kasih Nenek ”

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis memunculkan rumusan masalah di antaranya, sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah cinta kasih antara seorang nenek terhadap cucunya?
2.      Pesan yang disampaikan berdasarkan cerita tersebut?



BAB II
PEMBAHASAN

1.     Cinta Kasih Nenek terhadap Cucunya
Contoh cinta kasih seorang nenek terhadap cucunya dapat kita lihat dari sinopsis film berikut yang diproduksi pada tahun 2002 yang berjudul “The Way Home” . Film tersebut menceritakan mengenai cinta kasih tulus yang diberikan oleh seorang nenek kepada cucu satu-satunya yang ia miliki.
The Way Home

Sang-woo dan ibunya pergi ke sebuah desa untuk mengunjungi sang nenek yang bisu, tapi tidak tuli. Ternyata maksud ibunya adalah menitipkan Sang-woo kepada sang nenek. Ia bercerai dengan suaminya dan tokonya bangkrut. Keadaan ini memaksa sang Ibu untuk mencari pekerjaan baru di Seoul. Sang-woo dititipkan selama kurang lebih dua bulan. Setelah ia mendapat pekerjaan, barulah kemudian ia menjemput Sang-woo pulang.
Terbiasa dengan kehidupan kota yang serba praktis dan mewah, Sang-woo merasa berat hidup di desa yang serba kekurangan. Ia juga tidak menyukai nenek dan terus-terusan mengolok-oloknya. Selain itu, ia juga sering merengek-rengek meminta sesuatu. Saat gameboy yang ia miliki kehabisan baterai, ia meminta uang kepada sang nenek untuk dibelikan baterai baru. Sang nenek yang miskin tidak mampu membelikannya. Sang-woo marah dan mengobrak-abrik rumah sang nenek. Tapi sang nenek tidak pernah marah satu kalipun dan tetap sabar menghadapinya. Tidak berhasil membuat sang nenek membelikan baterai, Sang-woo mencuri tusuk konde sang nenek untuk ditukar dengan baterai di toko. Untung saja, si pemilik toko mengetahui pemilik tusuk konde tersebut. Ia marah kepada Sang-woo dan memukul kepalanya dengan tusuk konde tersebut serta mengusirnya.
Suatu hari, Sang-woo ingin dibuatkan Kentucky Fried Chicken. Sang nenek yang hanya mengerti kata Chicken menyanggupinya. Ia pergi ke pasar dengan membawa melon hasil panennya untuk ditukarkan dengan ayam. Sang nenek kembali ke rumahnya dari pasar dengan menerobos hujan lebat. Setelah dimasak, Sang-woo kecewa berat karena ayam tersebut bukan digoreng, melainkan direbus. Ia menangis sejadi-jadinya, tidak mau makan, dan menumpahkan makanannya.

Tapi pada akhirnya dimakan juga karena saat tengah malam, ia kelaparan. Keesokan harinya, sang nenek jatuh sakit karena sehari sebelumnya ia kehujanan. Sang-woo yang melihat sang nenek sakit, langsung menutupinya dengan selimut tebal dan kepalanya diberi handuk basah. Ia kemudian mempersiapkan makan pagi, sisa ayam kemarin yang direbus.
Cinta sang nenek lama kelamaan membuat Sang-woo luluh hatinya. Suatu hari ia ikut dengan nenek pergi ke pasar. Ia melihat sang nenek menjual melonnya dengan susah payah di pinggir jalan. Uang hasil jualnya digunakan untuk membelikan Sang-woo sepatu baru dan memberi makan yang cukup enak di restoran. Selain itu, saat Sang-woo ingin berkunjung ke rumah teman barunya yang ia senangi, sang nenek membungkus gameboy Sang-woo dan diam-diam dimasukkan ke dalam tasnya. Dalam perjalanan, Sang-woo mengetahuinya dan membuka bungkusan tersebut. Ternyata di dalamnya terselip uang sisa hasil menjual melon untuk membeli baterai baru. Kontan, hal ini membuat Sang-woo merasa terharu dan air matanya tak terbendung lagi.
Tibalah saatnya sang Ibu akan menjemput Sang-woo. Ia mengirim surat kepada sang nenek dan akan menjemput Sang-woo beberapa hari kemudian. Selama ia bersama sang nenek, Sang-woo berubah dari anak yang manja dan nakal menjadi anak yang hormat terhadap orang lain, terutama pada yang lebih tua. Karena sang nenek tidak bisa bicara, membaca ataupun menulis, Sang-woo membuatkannya banyak kartu bergambar yang bertuliskan “Aku sakit” dan “Aku rindu padamu”.

Bila sang nenek mengirimkan salah satu kartu tersebut, Sang-woo akan segera mengunjunginya kembali. Cinta Sang-woo pada sang nenek terlihat saat perpisahan di pemberhentian bus. Ia meminta maaf atas kenakalannya dengan menggunakan bahasa isyarat seperti yang sering dilakukan neneknya dan melambai-lambaikan tangannya mengucapkan selamat tinggal di dalam bus sambil menitikkan air mata.

2.     Amanat dan Pesan Kehidupan
Cerita tersebut sederhana dan memiliki makna yang mendalam. Sederhana karena cerita tersebut hanya menceritakan mengenai kehidupan seorang nenek yang hidup bersama cucunya di sebuah desa terpencil yang jauh dari kehidupan kota. Serta memiliki makna yang mendalam karena cerita tersebut mengajarkan bagaimana besar kesabaran seorang nenek menghadapi cucunya dan cinta kasih yang tulus diberikan kepada cucunya ditengah keterbatasan yang ia miliki. Walaupun bukan berasal dari kehidupan nyata tetapi terdapat pesan moral kehiupan yakni :
·         Ketulusan dan kesabaran merupakan kunci dari cinta dan kasih.
·         Hendaknya kita menghargai usaha yang dilakukan orang lain.
·         Berbuat baik kepada sesama.
·         Kerja keras dan usaha merupakan salah satu hal yang penting dalam menjalani hidup.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa cinta dan kasih dapat timbul dirasakan oleh siapapun dengan seiring waktu dan tidak terbatas oleh apapun. Terbukti cerita diatas mengenai cinta kasih yang tulus yang diberikan oleh seorang nenek kepada cucunya ditengan keterbatas komunikasi, ekonomi, finansial yang ia miliki. Dan dengan sering waktu, cucunya tersebut dapat menerima nenek dan menyayanginya karena kesabaran dan kasih saying yang diberikan oleh neneknya. Dan yang terpenting adalah janganlah kamu menyia-nyaiakn orang yang tulus mencintai dan menyayangimu, karena sesungguhnya kamu akan merasa kehilangan jika orang tersebut sudah tidak bersamamu lagi.



  
DAFTAR PUSTAKA

1https://henrygunawan.wordpress.com/2012/06/17/the-way-home-jiburo/
2http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta
3http://id.wikipedia.org/wiki/Afeksi



My Role Model

A person can be said to be a role model, if the person’s actions, behaviors, characters are capable of inspiring someone. Everyone has ...